Selasa, 09 Agustus 2011

Nazaruddin Mencederai Sportivitas Atlet

Alangkah mirisnya melihat korupsi di negara kita yang tercinta ini. Semakin miris jika melihat lambannya penanganan kasus tiap kasus yang terjadi. Bank Century, Gayus Tambunan hingga Nazaruddin seakan sudah diatur agar kasus-kasus tersebut silih berganti saling menghapus. Korupsi sudah mendarah daging di negara ini, pemimpin tiada berdaya menahan derasnya gelombang malapetaka ini. Korupsi sekarang sudah menjadi berita yang biasa menghiasi media tanah air.

Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Republik Indonesia, saya teringat pelajaran yang diberikan guru olahraga saya yaitu olahraga melatih jiwa sportivitas kita, kalah menang adalah soal biasa dan harus diterima dengan lapang dada. Tidak boleh ada "jiwa curang" di dalam setiap olahragawan karena itu mencederai sifat dan sikap sportivitas yang dijunjung tinggi dalam olahraga.

Namun pelajaran tersebut seakan sudah tidak berlaku lagi di Republik ini. Republik yang mengajarkan saya tentang arti sportivitas sekarang malah menodainya. Adalah bendahara umum Partai terbesar saat ini (Partai Demokrat) yang melakukan nya. Dalam proyek wisma atlet di Sumatra Selatan drama korupsi itu terjadi. Wisma yang dibangun untuk para insan-insan olahragawan yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan sportivitas kini harus mengakui bahwa wisma itu adalah tempat berkumpulnya para pembohong besar. Wisma yang awalnya diharapkan menjadi tempat yang sejuk buat para olahragawan kini berhawa panas oleh tindakan ketidakjujuran para koruptor yang membangunnya. Sangat menyedihkan, atlet kita secara tidak langsung diajarkan untuk tidak jujur juga dalam berolahraga dan berprestasi. Tidak heran jika semakin hari, makin banyak berita atlet kita yang terlibat pengaturan score, doping atau perjudian karena memang para pemimpin bangsa ini yang lebih dahulu mengajarkan hal seperti itu.

Turut berduka cita untuk republik ini, dan turut prihatin untuk olahraga Indonesia. Terus berjuang para pahlawan olahraga Indonesia, kami rakyat Indonesia selalu setia menunggu prestasi terbaik mu. Kami menunggu souvenir kalian berupa Prestasi.

Aresdi Mahdi Asyathry, ST